Monday, May 30, 2022

QS. Al-A’raf Ayat 55 - Berdoa dengan Rendah hati dan Suara Lembut

 بِسۡـــــــــمِ ٱللهِ ٱلرحۡـمَـٰنِ ٱلرَّحِـــــــيمِ

اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ


QS. Al-A’raf Ayat 55


ادْعُوا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ

Ud'uu Rabbakum tadarru'anw wa khufyah; innahuu laa yuhibbul mu'tadiin

Berdoalah kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan suara yang lembut. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.


Tafsir
Berdoalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan dan memeliharamu, dengan rendah hati dan suara yang lembut, yakni tidak terlalu keras, namun tidak pula terlalu pelan, tetapi di antara keduanya. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas dalam berdoa dan segala hal.

Ayat ini mengandung etika dalam berdoa kepada Allah. Berdoa adalah munajat antara hamba dengan Tuhannya untuk menyampaikan suatu permintaan agar Allah berkenan mengabulkannya. Maka berdoa kepada Allah hendaklah dengan penuh kerendahan hati, dengan betul-betul khusyuk dan berserah diri. Kemudian berdoa itu disampaikan dengan suara lunak dan lembut yang keluar dari hati sanubari yang bersih. Berdoa dengan suara yang keras, menghilangkan kekhusyukan dan mungkin menjurus kepada ria dan pengaruh-pengaruh lainnya dan dapat mengakibatkan doa itu tidak dikabulkan Allah. Doa tidak harus dengan suara yang keras, sebab Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.

Diriwayatkan oleh Abu Musa al-Asy'ari, ia berkata, "Ketika kami bersama-sama Rasulullah saw dalam perjalanan, terdengarlah orang-orang membaca takbir dengan suara yang keras. Maka Rasulullah bersabda:

"Sayangilah dirimu jangan bersuara keras, karena kamu tidak menyeru kepada yang pekak dan yang jauh. Sesungguhnya kamu menyeru Allah Yang Maha Mendengar lagi Dekat dan Dia selalu beserta kamu". (Riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Abu Musa al-Asy'ari)

Bersuara keras dalam berdoa, bisa mengganggu orang, lebih-lebih orang yang sedang beribadah, baik dalam masjid atau di tempat-tempat ibadah yang lain, kecuali yang dibolehkan dengan suara keras, seperti talbiyah dalam musim haji dan membaca takbir pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. Allah memuji Nabi Zakaria a.s. yang berdoa dengan suara lembut:

(Yaitu) ketika dia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut. (Maryam/19: 3)

Kemudian ayat ini ditutup dengan peringatan, "Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampau batas." Maksudnya, dilarang melampaui batas dalam segala hal, termasuk berdoa. Tiap-tiap sesuatu sudah ditentukan batasnya yang harus diperhatikan, jangan sampai dilampaui.

Mengharap Redha Allah

Bersuara keras dan berlebih-lebihan dalam berdoa termasuk melampaui batas, Allah tidak menyukainya. Termasuk juga melampaui batas dalam berdoa, meminta sesuatu yang mustahil adanya menurut syara' ataupun akal, seperti seseorang meminta agar dia menjadi kaya, tetapi tidak mau berusaha atau seseorang menginginkan agar dosanya diampuni, tetapi dia masih terus bergelimang berbuat dosa dan lain-lainnya. Berdoa seperti itu, namanya ingin mengubah sunatullah yang mustahil terjadinya. Firman Allah:

Maka kamu tidak akan mendapatkan perubahan bagi ketentuan Allah, dan tidak (pula) akan menemui penyimpangan bagi ketentuan Allah itu. (Fathir/35: 43)

Berdoa dihadapkan kepada selain Allah atau dengan memakai perantara (washilah) orang yang sudah mati adalah melampaui batas yang sangat tercela. Berdoa itu hanya dihadapkan kepada Allah, tidak boleh menyimpang kepada yang lain. Allah berfirman:

Katakanlah (Muhammad), "Panggillah mereka yang kamu anggap (tuhan) selain Allah, mereka tidak kuasa untuk menghilangkan bahaya darimu dan tidak (pula) mampu mengubahnya." Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah). Mereka mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya. Sungguh, azab Tuhanmu itu sesuatu yang (harus) ditakuti." (al-Isra'/17: 56-57)

Hadis Nabi saw:

Diriwayatkan dari Abu Hurairah dia berkata, "Telah bersabda Rasulullah saw, "Mintalah kepada Allah washilah untukku. Mereka bertanya: Ya Rasulullah, apakah washilah itu? Rasulullah menjawab: "Dekat dengan Allah azza Wa Jalla, kemudian Rasulullah membaca ayat; (mereka sendiri) mencari jalan kepada Tuhan mereka, siapa di antara mereka yang lebih dekat kepada Allah." (Riwayat at-Tirmidzi dari Ibnu Mardawaih)
sumber: kemenag.go.id
Hanyalah untuk Allah

Keterangan mengenai QS. Al-A’raf
Surat Al A'raaf yang berjumlah 206 ayat termasuk golongan surat Makkiyah, diturunkan sebelum turunnya surat Al An'aam dan termasuk golongan surat Assab 'uththiwaal (tujuh surat yang panjang). Dinamakan Al A'raaf karena perkataan Al A'raaf terdapat dalam ayat 46 yang mengemukakan tentang keadaan orang-orang yang berada di atas Al A'raaf yaitu: tempat yang tertinggi di batas surga dan neraka.

Thursday, May 26, 2022

Surah Al Ghafir Ayat 44 – tenang dan redha


بِسۡـــــــــمِ ٱللهِ ٱلرحۡـمَـٰنِ ٱلرَّحِـــــــيمِ

اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Surah Al Ghafir Ayat 44

KELEBIHAN / MANFAAT SURAH GHAFIR AYAT 44

Ayat ini boleh diamalkan tatkala kita sedang bersedih ditimpa ujian. Ia boleh diamalkan (dibaca) pada ketika sujud terakhir di dalam solat kita.
Inssyaallah, moga dengan ikhtiar amalan bacaan ayat al-Ghafir ini, kita akan tetap mampu tersenyum dan tabah dalam menghadapi apa jua keadaan.
Memujuk hati untuk sentiasa ikhlaskan diri dalam apa jua keadaan – tenang dan redha.

Ketenangan itu wujud apabila keyakinan dan kebergantungan kepada Allah sangat tinggi setelah berusaha melakukan atau mencari penyelesaian tersebut. Jom lihat Surah Al-Ghafir ayat 44

وَاُفَوِّضُ اَمۡرِىۡۤ اِلَى اللّٰهِؕ اِنَّ اللّٰهَ بَصِيۡرٌۢ بِالۡعِبَادِ

 Maksudnya: 
...dan aku sentiasa menyerahkan urusanku bulat-bulat kepada Allah (untuk memeliharaku); sesungguhnya Allah Maha Melihat akan keadaan hamba-hambaNya”.

 Ayat yang sangat hebat untuk dibaca dan diamalkan..Jom cuba hafal ayat ini dan amalkan ! Apabila dibaca berulangkali, akan ada kekuatan yang membantu kita terus kuat.. Siapa yang pandai baca Quran, boleh terus hafal dan amalkan..

Kelebihan manfaat surah ghafir ayat 44. doa ini boleh diamalkan tatkala kita sedang bersedih ditimpa ujian. ia boleh diamalkan (dibaca) pada ketika sujud terakhir di dalam solat . Inssyaallah, moga dengan ikhtiar amalan bacaan ayat al ghafir ini, kita akan tetap mampu tersenyum dan tabah dalam menghadapi apa jua keadaan.

Rasulullah saw mengatakan bahwa kemauan atau niat menjadi penentu pahala sebuah perbuatan. Jika niatnya kerana Allah, maka Allah juga bakal menganugerahkan pahala yang setimpal. Surah ghafir ayat 44 sesuai diamalkan untuk memujuk hati agar tenang dan hilangkan kesedihan dalam jiwa kita. setiap orang sudah pasti tidak boleh lari dari ujian dan masalah dalam kehidupan. ujian mungkin diberikan dalam keluarga, di tempat kerja, bersama suami atau isteri, bersama anak anak atau mungkin masalah kewangan dan sebagainya.
Ingat Allah, Hati Tenteram

Tafsir
Maka dengan demikian kelak kamu akan ingat dan mengakui kebenaran yang aku sampaikan kepada kamu dan bahkan apa yang kukatakan kepadamu selama ini sesuatu yang layak untuk diyakini. Dan oleh sebab itu, aku menyerahkan seluruh urusanku hanya kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Melihat akan apa yang diperbuat oleh hamba-hamba-Nya dan akan memberi balasan yang setimpal dengan apa yang diperbuat.”

Kemudian orang-orang yang beriman itu mengakhiri nasihatnya kepada kaumnya dengan mengatakan, "Wahai kaumku, di akhirat kelak kamu sekalian akan mengetahui kebenaran yang aku sampaikan kepadamu baik berupa perintah-perintah Allah maupun berupa larangan-larangan-Nya. Waktu itu kamu akan menyesal, tetapi pada waktu itu penyesalan tiada berguna lagi. Aku bertawakal kepada Tuhanku dan aku menyerahkan kepada-Nya segala urusanku dan aku mohon pertolongan kepada-Nya, agar aku terpelihara dari segala macam kejahatan yang mungkin aku lakukan dan dari segala bencana yang mungkin menimpaku."


Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui keadaan hamba-hamba-Nya. Dia memberi petunjuk hamba-hamba-Nya yang pantas diberi petunjuk dan menyesatkan hamba-hamba-Nya yang menginginkan kesesatan itu dengan mengerjakan perbuatan-perbuatan terlarang dan tidak mengerjakan perintah-perintah yang harus mereka laksanakan.

Keterangan mengenai QS. Ghafir
Surat Al Mu'min terdiri atas 85 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Az Zumar. Dinamai Al Mu'min (Orang yang beriman), berhubung dengan perkataan mukmin yang terdapat pada ayat 28 surat ini. Pada ayat 28 diterangkan bahwa salah seorang dari kaum Fir'aun telah beriman kepada Nabi Musa a.s. dengan menyembunyikan imannya kepada kaumnya, setelah mendengar keterangan dan melihat mukjizat yang dikemukakan oleh Nabi Musa a.s. Hati kecil orang ini mencela Fir'aun dan kaumnya yang tidak mau beriman kepada Nabi Musa a.s., sekalipun telah dikemukakan keterangan dan mukjizat yang diminta mereka.Dinamakan pula Ghafir (yang mengampuni), karena ada hubungannya dengan kalimat Ghafir yang terdapat pada ayat 3 surat ini. Ayat ini mengingatkan bahwa Maha Pengampun dan Maha Penerima Taubat adalah sebagian dari sifat-sifat Allah, karena itu hamba-hamba Allah tidak usah khawatir terhadap perbuatan-perbuatan dosa yang telah terlanjur mereka lakukan, semuanya itu akan diampuni Allah asal benar-benar memohon ampun dan bertaubat kepada-Nya dan berjanji tidak akan mengerjakan perbuatan-perbuatan dosa itu lagi. Dan surat ini dinamai Dzit Thaul (Yang Mempunyai Kurnia) karena perkataan tersebut terdapat pada ayat 3.



Mujahadah & Istiqamah

بِسۡـــــــــمِ ٱللهِ ٱلرحۡـمَـٰنِ ٱلرَّحِـــــــيمِ اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ 1. Allah SW...