Monday, February 21, 2022

MUSYAHADAH dan muraqabah - Kunci Muslim Yang Sejati (Mukmin)

بِسۡـــــــــمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡـمَـٰنِ ٱلرَّحِـــــــيمِ

اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ


اِنَّ اللّٰهَ لَا يَخْفٰى عَلَيْهِ شَيْءٌ فِى الْاَرْضِ وَلَا فِى السَّمَاۤءِ

“Sesungguhnya tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi di mata Allah, baik yang ada di langit maupun yang ada di bumi.”
(QS Ali Imran: 5);

يَعۡلَمُ خَآٮِٕنَةَ الۡاَعۡيُنِ وَمَا تُخۡفِى الصُّدُوۡرُ

“Allah mengetahui mata yang berkhianat [yang mencuri pandang terhadap apa saja yang diharamkan] dan apa saja yang tersembunyi di dalam dada.” 
(QS Ghafir: 19).

Sebagian ulama mengisyaratkan, ayat-ayat ini merupakan tadzkirah (peringatan) bahwa Allah Maha tahu atas dosa-dosa kecil, apalagi dosa-dosa besar.

Allah Maha tahu atas apa saja yang tersembunyi di dalam dada-dada manusia, apalagi yang tampak secara kasat mata.

MUSYAHADAH

MUSYAHADAH itu adalah penyaksian qalbu (jiwa) kita kepada ALLAH.. Iaitu bila mana ALLAH menerima amal kita dan membuka hijab nafsu, akal dan budi, maka akan kita nampak dengan jelas segala rupa sifat ALLAH yang melekat pada diri kita.,,.

-Di saat  kita menyebut Allahu Akbar (Allah Maha Besar) pada setiap kali kita mendirikan solat, adakah kebesaran Allah  meresap dan menyelinap di dalam jiwa sanubari kita.?
-Intipati atau ciri-ciri keimanan ialah merasakan kebesaran dan keagungan Allah di dalam diri setiap masa dan ketika dalam semua keadaan.
 -Pendek kata tebal atau nipisnya iman seseorang bergantung kepada bagaimana dia merasakan kebesaran Allah di dalam hati
-Keyakinan dan keimanan terhadap Allah menjadi pendorong untuk melakukan ibadat sebagai pengabdian diri kepada-Nya.
-Allah menjadikan, memiliki dan memerintah sekalian alam ini termasuk diri kita juga adalah kepunyaanNya. Oleh itu semestinyalah kita mengabdikan diri kepadaNya serta sentiasa meminta pertolongan daripadaNya.
-Allah berada di mana saja kita berada. KekuasaanNya sangat hampir dengan diri kita malahan ia lebih hampir dengan urat nyawa kita. Terlalu hampir Allah dengan kita sehinggakan kita tidak merasakan kewujudanNya. Di sinilah letaknya kejahilan dan kecuaian yang serius yang tidak sepatutnya kita lakukan. Kesombongan dan keangkuhan menjadi semakin teruk apabila kita bergelumang dengan maksiat yang menyebabkan kita menjadi semakin 'jauh' dengan Allah. Meskipun Allah sangat/terlalu hampir tetapi dosa kita menjadi 'hijab' yang melindungkan kita dari merasakan kebesaran dan kewujudan Allah Yang Maha Agung.
-Iman menjadi asas kepada keislaman seseorang, oleh itu carilah jalan untuk merasa dan menghayati kemanisan iman. 
-Kemanisan iman boleh diusahakan melalui dua jalan iaitu musyahadah dan muraqabah (Muraqabah berasal daripada perkataan ‘raqaba’ yang bererti memerhati, mangawasi dan menyaksi. Dan muraqabah pula membawa maksud pengawasan dan pemerhatian.)


Firman Allah 

وَلِلّٰهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ فَاَيْنَمَا تُوَلُّوْا فَثَمَّ وَجْهُ اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ

“ Dan milik Allah timur dan barat. saja kamu menghadap, disitulah wajah Allah”.(al-Baqarah:115)

-Musyahadah ialah maqam yang perlu diusahakan untuk mencapai tingkatan tertinggi dalam Ihsan iaitu rukun agama ketiga (Iman, Islam, Ihsan).
 -Ianya suatu maqam lebih tinggi dari maqam muraqabah yang mana cara memilikinya dengan jalan mujahadah (memaksa diri), latihan ,zikir, tafakkur dan menghilangkan hijab-hijab pemisah antara pandangan mata kita kepada wajah Allah dengan cara menyucikan hati dari nafsu ammarah, sombong, riya, hasad dengki, dendam, cinta dunia, cinta sanjungan dan pujian, ujub, tinggi diri dan lain-lain yang membuat kita merasa diri kita adalah sesuatu yang layak dipandang, dimegahkan, diktiraf.
-hijab2 diri itulah yang membuat kita merasa betul dan merendahkan orang lain,mencari kesalahan orang lain, besikap tidak berlapang dada, Termasuk golongan yang berilmu tinggi dan berharta yang merasakan dirinya hebat, dia lupa bahawa segalanya adalah pinjaman dari Allah dan semuanya didapatkan dengan izinNya Allah walau pada zahirnya dirinya yang berusaha, (Jadi walau sehebat mana ilmu dan kedudukan kita mesti terasa malu dan kerdil senantiasa dengan sang Maha Pencipta Yang Maha Berkuasa Atas Segalanya, kerana kita berpijak di buminya ini adalah dengan izinNya, kita tiada kemampuan apa-apa pun selain hamba Allah swt -sematkan rasa itu dalam hati )
-seharusnya semakin kita memahami hakikat ilmu yang diterima / yang Allah pinjamkan (itulah yang dikatakan semakin kita tahu sesuatu ilmu, terasa semakin banyak lagi yang kita tidak tahu sebenarnya), kita akan semakin sedar akan kebesaran dan hebatnya kuasa Allah swt yang maha Mencipta segala sesuatu yang di langit dan di bumi, yang nyata dan yang ghaib... daripada tiada kepada ada, Merasa betapa kerdilnya diri dan betapa hebatnya kuasa Allah swt.

🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴
3 tahap Yakin dalam iman :

1. Sekadar mempelajari ilmu tauhid (akal, akidah),  ia masih di martabat ilmul yaqin. Yakni sekadar maklumat. (Ilmul Yaqin: keyakinan yang kita peroleh berdasarkan informasi yang kita percayai kebenarannya, meskipun kita belum pernah melihat dan membuktikannya sendiri.)

2, Apabila telah mencapai muraqabah  (perasaan sentiasa dilihat Allah) pula dimartabat ainul yaqin. (Ain: mata. Alat untuk melihat dan mengkonfirmasi berita yang diperoleh sebelumnya. Ainul Yaqin: keyakinan yang kita peroleh berdasarkan kenyataan yang pernah kita lihat sendiri.)

3. Kemudian apabila mencapai tingkatan musyahadah, ia bukan lagi perasaan dan rasa tetapi secara hakikat  dia melihat Allah, memandangNya, menyaksikanNya dan mengenalNya, ini dipanggil sebagai haqqul yaqin (.Haqqul Yaqin: keyakinan yang kita peroleh berdasarkan pengalaman sendiri. Jadi bukan hanya katanya. Bukan pula sekedar melihat. Namun benar-benar melakukan atau mengalaminya sendiri)

🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴

Ini bermakna melihat alam ini dengan melihat perbuatan Allah disebaliknya yang menghidupkan, mematikan, mewujudkan, menggerakkan, memperjalankan, mengatur,mentadbir, mengawasi ,menggenggam alam ini dan memerintahnya sebenarnya adalah makna musyahadah
Maka dengan ini setiap sesuatu tidak akan terlepas dan terluput dari perbuatan Allah . Hatta degupan jantung kita , kelipan mata kita , aliran darah kita, adalah dalam genggaman perbuatan Allah. Disini hadirnya makna kebersamaan Allah dengan kita.

Allah SWT berfirman, 

وَهُوَ مَعَكُمْ اَيْنَ مَا كُنْتُمْۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌۗ

“Dan Dia(Allah) selalu bersama kalian di mana pun kalian berada.” 

(QS al-Hadid: 4); 

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهٖ نَفْسُهٗ ۖوَنَحْنُ اَقْرَبُ اِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيْدِ

Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya..
(Qaf: 16)


muraqabah

🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴
Muraqabah
Muraqabah ialah merasakan keagungan Allah Azza Wa Jalla pada setiap waktu dan keadaan serta merasakan kebersamaanNya di kala sepi atau ramai.

Hendaklah seorang mukmin sentiasa memeriksa dirinya, adakah dilakukan sesuatu perkara itu untuk dirinya, atau untuk mendapat redha Allah? Jikalau benar-benar untuk merasa dekat kepada Allah dan mendapat redhaNya, maka dia akan berusaha bersungguh-sungguh walaupun hawa nafsunya tidak setuju . Kemudian ia menguatkan niat dan tekad untuk meneruskan ketaatan kepadaNya dengan sepenuh keikhlasan.

Ada beberapa peringkat muraqabah:
1) Muraqabah dalam ketaatan kepada Allah adalah dengan bersifat ikhlas kepadaNya
2) Muraqabah dalam kemaksiatan adalah dengan taubat, penyesalan, dan meninggalkan larangannya secara menyeluruh.
3) Muraqabah dalam urusan harian yang dibolehkan (mubah) dengan menjaga adab kepada Allah dan bersyukur atas nikmatNya.
4) Muraqabah dalam musibah dengan bersifat redha akan ketentuan Allah dan memohon pertolonganNya dengan penuh sabar.

🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴
Hati yang ingat Allah
 

Orang beriman (mukmin) yang disebut  dalam Al-Qur'an:
 التَّائِبُونَ الْعَابِدُونَ الْحَامِدُونَ السَّائِحُونَ الرَّاكِعُونَ السَّاجِدُونَ الْآمِرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَالنَّاهُونَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَالْحَافِظُونَ لِحُدُودِ اللَّهِ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ 
"Mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, beribadah, memuji (Allah), mengembara (demi ilmu dan agama), rukuk, sujud, menyuruh berbuat makruf dan mencegah dari yang mungkar dan yang memelihara hukum-hukum Allah. Dan gembirakanlah orang-orang yang beriman.." 
(QS. At-Taubah: 112)

Kesemua objek sama ada yang hidup atau bukan hidup adalah ciptaan Allah. Ia menjadi bukti tentang wujudnya Allah. Tanpa Allah, alam ini tidak akan wujud. Ia tidak akan terjadi dengan sendiri. Oleh itu untuk merasakan kehebatan Allah, perlulah kita menyendiri sekali-sekala melihat keajaiban alam dan isinya (tafakur). Betapa hebatnya Allah menjadikan setiap sesuatu. Allah jadikan manusia pelbagai bangsa dan rupa. Allah menjadikan organ-organ dalam diri kita dengan fungsi masing-masing. Allah menjadikan haiwan pelbagai jenis. Allah menjadikan tumbuhan, ada yang berbuah, berbunga, berduri serta berlainan jenis dan rasa. Demikian juga Allah menjadikan siang dan malam serta cakerawala yang menjadi perhiasan alam.

Semua ini menjadi petanda kebesaran Allah yang menuntut kita memerhati dan ber'musyahadah' untuk menguatkan keimanan kita terhadap Yang Maha Besar.

Kita lihat pula sifat setiap objek tersebut. Ada yang manis, tawar, pahit, masin, jahat, baik, panjang, lebar, licin, kesat, bulat, lonjong, berduri, berwarna-warni, kaya, miskin, hina, mulia, gagah, lemah, dan lain-lain lagi yang tidak mungkin dapat kita catatkan meskipun habis dakwat sebanyak air lautan digunakan. Duduklah sendirian dan menungkan hakikat ini; insyallah kita akan merasakan betapa agung dan hebatNya Allah yang menciptakan segala-galanya sama ada di langit, di bumi dan di dalam lautan.

Kemudian kita lihat pula gelagat manusia dengan pelbagai pekerjaannya. Ada yang bertukang, berlari, bermain, memasak, menyapu, mencuri, menyamun, berenang dan sebagainya. Segala bentuk perbuatan mereka adalah gerakan dari Allah. (Namun kita tidak boleh sandarkan perbuatan jahat mereka dari Allah kerana manusia diberikan pilihan untuk melakukan yang baik atau jahat.) Allah berikan akal kepada manusia untuk mereka lakukan yang baik saja. Malang sekali jika setelah diberikan akal, kita masih melakukan yang buruk dan dibenci oleh Allah.

Dengan musyahadah iaitu memikirkan segala yang tersebut di atas, akan menambahkan keyakinan kita terhadap Allah. Dialah yang mentadbir alam ini. Dia juga yang menghidup dan mematikan manusia. Apa yang Allah kehendaki tetap berlaku meskipun dibenci oleh manusia. Apa yang Allah tidak kehendaki tetap tidak akan berlaku meskipun semua manusia ingin kepadanya.  Dia boleh melakukan apa saja terhadap kita dan manusia lain tidak berhak mengeluh atas apa jua kehendak dan iradat Allah. Sebab itulah kita mesti berdoa dan bertawakkal kepada Allah di samping berusaha mendekatkan diri kepadaNya.

Konsep 'Allah berserta kamu di mana saja kamu berada' perlu dihayati serta diyakini setiap ketika. Kesedaran tentang konsep ini akan membuat kita rajin beribadat dan takut membuat maksiat. Inilah kunci atau intisari ilmu tauhid - pengesaan terhadap Allah dalam perbuatan, sifat dan zatNya.
Merasa diri hina di hadapan Allah

وَاللّٰهُ خَلَقَكُمْ وَمَا تَعْمَلُوْنَ

Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu.”.
(al-Saffat:96)

Menyorot sejarah Nabi Muhammad saw beruzlah di Gua Hira' adalah menjadi satu bukti tentang perlunya kita bermusyahadah dalam mencari sesuatu ketenangan dan kebenaran. Baginda dilantik sebagai Rasul setelah menerima wahyu pertama di Gua tersebut.

Ulama pernah menyebutkan 'bertafakkur satu saat (dalam memikir kebesaran Allah) adalah lebih baik daripada beribadat 1000 tahun'. Ini jangan disalahtafsirkan sebagai tak perlu beribadat memadai dengan tafakkur. Ia cuma memberi gambaran bahawa tafakkur menjadi faktor utama dalam mencari kekuatan beribadat
(dengan hati, bukan sekadar fizikal).

Proses musyahadah perlu dilakukan secara konsisten sehingga menjadi darah daging. Atau sehingga terasa benar di dalam diri kita tentang kebesaran Allah dan merasakan bahawa 'tidak ada sesuatu yang Allah jadikan secara sia-sia'. Kesemuanya ada hikmah yang di luar kemampuan kita untuk memikirkannya.

Musyahadah menjadi satu daripada beberapa jalan untuk mendapat 'iman'.

Dengan iman ini kita akan berasa lazat berzikir, mencari ilmu agama, melakukan ibadat fardu, menambah dengan ibadat sunat serta berusaha mencari keredhaan Allah. Sebaliknya kita benci melakukan kejahatan sebagaimana takutnya kita menghampiri kepada api neraka. Barulah ketika itu kita merasakan kelazatan iman dan terasa hubungan yang rapat dengan Allah disebabkan oleh keredhaan Allah terhadap diri kita.

 Selain amalan 'hablum min'Allah' (hubungan dengan Allah) kita juga perlu menjaga hablum minannas (hubungan dengan manusia). Kita perlu menjaga dua hubungan ini iaitu hubungan dengan Allah dan juga sesama manusia.

Dalam hubungan ini, Allah sering mengingatkan kita supaya berjalan/melawat di muka bumi Allah dengan niat melihat kebesaran Allah sambil memerhatikan balasan yang Allah timpakan kepada mereka yang menganiaya diri mereka sendiri.

******************************************

" Jalan paling mudah untuk mengenal Robnya ialah melalui dirinya sendiri kerana perbuatan Allah yang paling hampir ialah pada dirinya, Allah yang
mehidupkannya, memperhayatkannya, memperjalankannya, memperlihatkannya, memperdengarkannya, memperkalamkannya, memperilmukannya, mengenyangkannya, menidurkannya, merehatkannya, memperkudratkannya, memperkehendakkannya dan lain-lain."

Secara ringkasnya dapat dinyatakan bahawa sesungguhnya Allah SWT adalah terang dan jelas lagi zahir dalam keyakinan, dalam aqidah, dalam perasaan bahkan juga dalam penglihatan dan pandangan hamba-hambaNya yang bertauhid kepadaNya dengan tauhid yang mendalam dan mantap.


Maka disamping Iman dan Islam yang telah ada padanya, juga hakikat al-Ihsan menjadi pakaian batinnya dan lampu cahaya rohaninya sebagaimana yang telah diajarkan oleh Allah dan RasulNya
.
 Semoga Allah mengurniakan kita hakikat Iman, Islam dan Ihsan ini. Amiin..



Penutup :
– Meskipun sudah sama-sama beriman dengan yaqin, kualiti amal manusia adalah berbeza-beza sesuai mengikut tingkatan keimanan atau keyakinannya itu.
– Allah memberikan ujian dan musibah kepada manusia, di antaranya untuk meningkatkan keyakinan dan keimanan. Supaya manusia memiliki pengalamannya sendiri. Bukan hanya melihat pengalaman orang lain, ataupun sekadar informasi dari orang lain.

Link :

* Para ulama menyebutkan ada 5 level (tingkatan) keimanan di sisi Allah Ta'ala, yaitu:
(1) Muslim (2) Mukmin (3) Mukhsin (3) Mukhlis dan (5) Muttaqin.
1. Muslim adalah mereka yang bersyahadat dan menunaikan rukun Islam .
2. Mukmin adalah muslim yang memenuhi seluruh kehendak Allah, dan memiliki iman kuat dalam hatinya.
3. Mukhsin adalah orang mukmin yang mencapai tahap Ihsan.
4. Mukhlis adalah mukmin yang mencapai derajat ikhlas, segala perbuatannya hanya untuk Allah semata.
5. Muttaqin adalah orang terbaik dalam pandangan Allah. Mereka adalah orang bertakwa yang memelihara diri dari dosa dan menjalan seluruh perintah-Nya.

اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اِذَا ذُكِرَ اللّٰهُ وَجِلَتْ قُلُوْبُهُمْ وَاِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ اٰيٰتُهٗ زَادَتْهُمْ اِيْمَانًا وَّعَلٰى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُوْنَۙ

 Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gementar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal,
(QS. Al-Anfal Ayat 2)
kredit :
Refleksi Diri Mengenai Iman, Islam, dan Ihsan

🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼
Sesungguhnya tujuan kita beribadat adalah untuk memanifestasikan dan  melestarikan rasa perhambaan padaNya dan mendapatkan keredhaanNya. Ikhlaskanlah hati ,  bukan hanya untuk dunia atau apa jua balasan yang menjadi matlamatnya. Anggaplah dengan rahmatnya  Allah mempermudahkan perjalanan kita menujuNya. In sha Allah
🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼


#hati #selawat #akhirzaman #puasa #kalbu




No comments:

Post a Comment

Mujahadah & Istiqamah

بِسۡـــــــــمِ ٱللهِ ٱلرحۡـمَـٰنِ ٱلرَّحِـــــــيمِ اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ 1. Allah SW...