Tuesday, June 14, 2022

Jangan Ikut Hingga ke Lubang Biawak

 بِسۡـــــــــمِ ٱللهِ ٱلرحۡـمَـٰنِ ٱلرَّحِـــــــيمِ

اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّد

Cabaran akhir zaman... masuk ke lubang biawak


وعَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيّ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللّهِ صلى الله عليه وسلم “لَتَتّبِعُنّ سَنَنَ الّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ. شِبْراً بِشِبْرٍ، وَذِرَاعاً بِذِرَاعٍ. حَتّىَ لَوْ دَخَلُوا فِي جُحْرِ ضَبَ لاَتّبَعْتُمُوهُمْ” قُلْنَا: يَا رَسُولَ اللّهِ آلْيَهُودُ وَالنّصَارَىَ؟ قَالَ “فَمَنْ؟”.[ رواه البخارى ومسلم
 [Dari Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sungguh, kalian benar-benar akan mengikuti kebiasaan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, sehingga sekiranya mereka masuk ke dalam lubang biawak sekalipun kalian pasti akan mengikuti mereka.” Kami bertanya; “Wahai Rasulullah, apakah mereka itu kaum yahudi dan nasrani?” Beliau menjawab: “Siapa lagi kalau bukan mereka?” 
(HR. Bukhari dan Muslim)

Imam al-Nawawi ketika mensyarahkan hadith tersebut, menjelaskan bahawa yang dimaksudkan dengan syibr (sejengkal) dan dziro’ (sehasta) serta lubang dhob adalah permisalan terhadap tingkah laku kaum muslimin yang begitu serupa dengan tingkah Yahudi dan Nasrani dari segi mengikuti mereka dalam hal kemaksiatan begitu juga perkara-perkara yang bertentangan dengan ajaran Islam.
 [Lihat: Syarh Muslim ‘ala al-Nawawi; 2/219].


hadith Nabi Muhammad S.A.W:

‏ مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
Maksudnya: Sesiapa yang bertasyabbuh dengan sesuatu kaum maka dia sebahagian dari mereka.
Riwayat Abu Daud (4031)

Dalam lafaz yang lain Nabi S.A.W bersabda:

لَيْسَ مِنَّا مَنْ تَشَبَّهَ بِغَيْرِنَا
Maksudnya: Bukan dari kalangan kami mereka yang menyerupai selain kami.
[Lihat: Majmu’ al-Fatawa; 22/154]

“Sungguh, kalian akan benar-benar akan mengikuti kebiasaan dan cara hidup orang-orang sebelum kalian”, sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di hadapan para sahabatnya. “Sejengkal demi sejengkal sehasta demi sehasta”, lanjut sang Nabi. Maksudnya, peniruan terhadap kebiasaan, budaya, dan gaya hidup ummat terdahulu tersebut terjadi secara halus dan bertahap. Meskipun halus dan bertahap tapi pasti tanpa disadari. Bahkan sampai pada level latah tanpa sikap kritis sama sekali. Seolah semua budaya dan gaya hidup yang berasal dari luar harus diikuti.

Dalam lanjutan hadits tersebut Rasulullah menggambarkan sikap latah terhadap budaya luar dengan ungkapan, “Sampai-sampai andaikan mereka masuk ke lubang biawak sekalipun, kalian tetap mengikuti mereka”. 

Demi masa...

Apa yang disabdakan Nabi seribu empat ratusan tahun lalu telah nampak di zaman ini. Fenomena meniru dan mengikuti gaya hidup dan budaya menyimpang ummat-ummat terhadulu mewabah di tengah-tengah masyarakat Muslim. Gejala “masuk lubang biawak” telah merasuk ke hampir seluruh aspek kehidupan serta menjangkiti hampir seluruh level masyarakat. Bahkan dalam segenap segi kehidupan mereka sama ada dari segi politik, ekonomi, sosial atau akhlak umat Islam seperti bersetuju, berlapang dada atau suka dengan apa-apa yang disuarakan oleh Yahudi dan Nasrani dalam kehidupan mereka sekali pun dalam menangani masalah umat Islam sendiri. Nauzubillah.


firman Allah S.W.T:

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ
Maksudnya: Dan saling membantulah ke atas perkara kebaikan dan ketaqwaan dan jangan saling membantu atas perkara dosa dan permusuhan.
Surah al-Maidah (5 : 2)





Bacaan tambahan :

No comments:

Post a Comment

Mujahadah & Istiqamah

بِسۡـــــــــمِ ٱللهِ ٱلرحۡـمَـٰنِ ٱلرَّحِـــــــيمِ اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ 1. Allah SW...