بِسۡـــــــــمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡـمَـٰنِ ٱلرَّحِـــــــيمِ
اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
1. Bulan Puasa Sunnah
Bulan Sya’ban adalah bulan yang disukai untuk memperbanyak puasa sunah. Dalam bulan ini, Rasulullah SAW memperbanyak puasa sunah. Bahkan beliau hampir berpuasa satu bulan penuh, kecuali satu atau dua hari di akhir bulan saja agar tidak mendahului Ramadhan dengan satu atau dua hari puasa sunah. Berikut ini dalil-dalil syar’i yang menjelaskan hal itu:
عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّهَا قَالَتْ: وَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ قَطُّ إِلَّا رَمَضَانَ وَمَا رَأَيْتُهُ فِي شَهْرٍ أَكْثَرَ مِنْهُ صِيَامًا فِي شَعْبَانَ
Dari Aisyah R.A berkata: “Aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW melakukan puasa satu bulan penuh kecuali puasa bulan Ramadhan dan aku tidak pernah melihat beliau lebih banyak berpuasa sunah melebihi (puasa sunah) di bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari no. 1969 dan Muslim no. 1156)
Dalam riwayat lain Aisyah berkata:
كَانَ أَحَبُّ الشُّهُورِ إِلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَصُومَهُ شَعْبَانَ، ثُمَّ يَصِلُهُ بِرَمَضَانَ
“Bulan yang paling dicintai oleh Rasulullah SAW untuk berpuasa sunah adalah bulan Sya’ban, kemudian beliau menyambungnya dengan puasa Ramadhan.” (HR. Abu Daud no. 2431 dan Ibnu Majah no. 1649)
Nabi Muhammad SAW memunaikan keutamaan bulan Syaban ini dengan memberikan jarak atau batas satu atau dua hari, tepat sebelum menunaikan ibadah puasa satu bulan penuh di bulan Ramadan. Batasannya sampai tanggal 27 atau 28 Syaban.
Hal ini dikisahkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah.
Nabi SAW bersabda:
“Janganlah kalian mendahului puasa Ramadhan satu hari atau dua hari, kecuali puasa yang biasa dilakukan oleh seseorang [qada puasa Ramadan], maka silakan ia melakukan puasa tersebut,” (HR. Abu Daud No. 1988)
Keutamaan bulan Syaban adalah segala amalan baik dan buruk di bawa naik kepada Allah SWT. Bulan Syaban berada di antara bulan Rajab dan Ramadan, inilah mengapa Rasulullah SWT banyak mengamalkan ibadah puasa sunah di bulan Syaban.
Keutamaan bulan Syaban ini dikisahkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Usamah bin Zaid.
Rasulullah SAW bersabda:
“Itulah bulan yang manusia lalai darinya; -ia bulan yang berada- di antara Rajab dan Ramadan, yaitu bulan yang berisikan berbagai amal, perbuatan diangkat kepada Rab semesta alam. Aku senang amalku diangkat ketika aku sedang berpuasa,” (HR. Nasa'i No: 2317).
لَا إِلهَ إِلَّا اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ الْمُبِينُ
Artinya: "Tiada Tuhan selain Allah, Tuhan yang Maha Benar dan Nyata,"
Keutamaan bulan Syaban adalah memperbanyak selawat kepada Nabi Muhammad SAW. Allah SWT menurunkan ayat perintah berselawat dalam Surat al-Ahzab ayat 56 pada bulan Syaban.
“Sungguh Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, shalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. al-Ahzab ayat 56)
Keutamaan bulan Syaban ini dikisahkan dalam Kitab berjudul al-Gunyah, Jilid 3 Halaman 342 oleh Syeikh Abdul Qadir al-Jailani diungkap bulan Syaban adalah bulan berselawat kepada Nabi pilihan.
Keutamaan bulan Syaban adalah ini momen persiapan sebelum bulan Ramadan tiba. Ramadan merupakan bulan bagi umat Islam memanen amalan baik seperti membaca Al-Qur’an, berpuasa, salat tahajud, dan amalan yang dianjurkan lainnya.
Bulan Syaban adalah bulan yang tepat untuk membiasakan diri menunaikan amalan-amalan saleh. Kementerian Agama RI menegaskan keutamaan bulan Syaban ini dari pernyataan Abu Bakar Al-Balkhi.
“Rajab adalah bulan menanam. Sya’ban adalah bulan menyirami tanaman dan Ramadan adalah bulan memanen hasil tanaman tersebut.”
Keutamaan bulan Syaban adalah menjadi hal yang wajib menjadi pertimbangan karena ini bulan yang banyak dilupakan orang. Hal ini dikisahkan oleh Abu Daud dan Nasai.
Rasulullah SAW bersabda:
“Bulan Sya’ban adalah bulan yang (kemuliaannya) di lupakan orang, karena letaknya antara bulan Rajab dan bulan Ramadhan,” (HR. Abu Dawud dan An-Nasai)
#selawat #akhirzaman #puasa
No comments:
Post a Comment